01 Maret 2009

Cinta Rosululloh dan Keadaan Neraka


Yazid Ar-Raqqasyi meriwayatkan dari Anas bin Malik, ia berkata, "Malaikat Jibril datang kepada Nabi Saw. pada waktu yang tidak biasa dan dengan raut muka yang berbeda dari biasanya. Nabi Saw. lantas bertanya, "Kenapa aku melihat kamu dengan raut muka yang berbeda?" Jibril menjawab, "Wahai Muhammad, aku datang kepadamu pada saat Allah memerintahkan supaya api neraka dinyalakan. Tidak pantas jika orang yang mengetahui bahwa neraka, siksa kubur, dan siksaan Allah itu sangat dahsyat untuk bersenang-senang sebelum dirinya merasa aman dari ancaman-ancaman itu."


Nabi Saw. lantas bersabda, "Wahai Jibril, lukiskanlah keadaan neraka Jahanam itu kepadaku. Jibril berkata, ”Baik. Ketika Allah Ta'ala menciptakan neraka Jahanam apinya dinyalakan selama seribu tahun hingga berwama hitam. Jadi, neraka Jahanam itu hitam kelam, nyala dan baranya tidak pernah padam. Demi Dzat yang mengutus Engkau dengan kebenaran, seandainya neraka Jahanam itu berlubang sebesar lubang jarum, niscaya segenap penghuni dunia akan terbakar karena panasnya. Demi Dzat yang mengutus Engkau dengan kebenaran, seandainya ada satu baju penghuni neraka .itu di gantung di antara langit dan bumi, niscaya semua penghuni dunia akan mati karena bau busuk dan panasnya. Demi Dzat yang mengutus Engkau dengan kebenaran sebagai Nabi, seandainya sehasta dari mata rantai sebagaimana yang disebutkan di dalam Al-Quran, diletakkan di puncak gunung, niscaya bumi sampai ke dalamya akan meleleh. Demi Dzat yang mengutug engkau dengan kebenaran sebagai Nabi, seandainya ada seseorang yang berada di ujung Barat dunia ini disiksa, niscaya orang yang berada di ujung Timur akan terbakar karena panasnya.

Neraka itu mempunyai tujuh pintu, dan masing-masng pintu dibagi-bagi untuk laki-laki dan perempuan." Nabi Saw. bertanya, " Apakah pintu-pintu itu seperti pintu-pintu kami ini?" Jibril menjawab, "Tidak, pintu itu selalu terbuka. Pintu yang satu berada di bawah pintu yang lain. Jarak pintu yang satu ke pintu yang lain sejauh perjalanan 70 tahun. Pintu yang di bawahnya itu lebih panas 70 kali lipat dari pintu yang di atasnya. Musuh- musuh Allah digeret ke sana dan jika mereka sampai di pintu itu malaikat Zabaniyah menyambut mereka dengan membawa rantai dan belenggu. Rantai itu dimasukkan ke dalam mulutnya dan keluar dari dubumya, sedangkan tangan kirinya dibelenggu dengan lehemya, dan tangan kanannya dimasukkan ke dalam dada hingga tembus ke bahu. Setiap orang yang durhaka itu dirantai bersama setan dalam belenggu yang sama, lantas digeret wajahnya tergungkur dan dipukul oleh malaikat dengan palu. Setiap kali mereka hendak keluar dari neraka lantaran kesengsaraan mereka, nigcaya mereka dikembalikan ke dalam neraka." Nabi Saw. lalu bertanya, "Siapakah penghuni masing-masing pintu itu?"

Jibril menjawab, "Pintu yang paling bawah namanya Hawiyah berisi orang-orang munafik dan orang-orang yang kafir. Pintu kedua namanya Jahim berisi orang-orang musyrik. Pintu ketiga namanya Saqar tempat arang-orang shabi'in. Pintu keempat namanya Ladh berisi iblis dan orang-orang yang mengikutinya, serta orang Majusi. Pintu kerima namanya Huthamah tempat orang-orang Yahudi. Pintu keenam namanya Sa'ir tempat orang-orang Nasrani. Jibril terdiam karena merasa segan kepada Rasulullah Saw. kemudian beliau bertanya, "Kenapa engkau tidak memberitahukan penghuni pintu yang ketujuh?" Jibril menjawab, "Di dalamnya berisi umatmu yang melakukan dosa-dosa besar dan tidak tobat sampai mereka meninggal dunia."

Kemudian Nabi Saw. pingsan mendengamya lantas Jibril meletakkan kepala beliau di pangkuan Jibril sampai beliau sadar kembali. Setelah sadar, beliau bersabda kepada Jibril, "Betapa besar cobaan yang menimpaku dan aku merasa sangat sedih. Jadi, ada di antara umatku yang akan masuk neraka?" Jibril menjawab, benar, yaitu umatmu yang mengerjakan dosa-dosa besar. Kemudian Rasulullah saw. menangis, dan Jibril pun juga ikut menangis. Rasulullah Saw. lantas masuk ke rumahnya dan menyendiri. Beliau hanya keluar rumah jika hendak mengerjakan salat dan tidak berbicara dengan siapa pun. Dalam salat beliau menangis dan sangat merendahkan diri kepada Allah Ta’ala. Pada hari yang ketiga, Abu Bakar r.a. datang ke rumah beliau dan mengucapkan, ”Assalaamu’alaikum, yaa ahla baitir rahmah, apakah saya bisa bertemu dengan Rasulullah SAW. ?” Namun tidak ada seorang pun yang menjawabnya, sehingga Abu Bakar menangis tersedu-sedu. Umar r.a. datang dan berdiri di depan pintu seraya berkata, ”Assalaamu' alaikum, yaa ahlal baitir rahmah, apakah saya bisa bertemu dengan Rasulullah Saw.?" Namun tidak ada seorang pun yang menjawabnya, sehingga Umar Iantas menangis tersedu-sedu. Salman Al-Farisi. datang dan berdiri di depan pintu seraya berkata, ”Assalaamu'alaikum, yaa ahla baitir rahmah, apakah saya bisa bertemu dengan junjunganku Rasulullah Saw.?" Namun tidak ada yang menjawab, sehinggaia pun menangis dan terjatuh. Kemudian Salman bangkit dan mendatangi rumah Fathimah. Sambil berdiri di depan pintu ia berkata, " Assalaamu' alaiki, wahai putri Rasulullah Saw” sementara Ali r .a. sedang tidak ada di rumah. Salman lantas berkata, "Wahai putri Rasulullah Saw ., dalam beberapa hari ini Rasulullah Saw. suka menyendiri. Beliau tidak keluar rumah kecuali untuk salat dan tidak pemah berkata-kata serta tidak mengizinkan seseorang untuk masuk ke rumah beliau." Fathimah lantas mengenakan pakaian panjang dan pergi ke rumah beliau. Di depan pintu rumah Rasulullah Saw. Fathimah mengucapkan salam dan berkata, "Wahai Rasulullah, saya adalah Fathimah." Waktu itu R~sulullah Saw. sedang sujud sambil menangis, lantas mengangkat kepala dan bertanya, ”Ada apa wahai Fathimah, Aku sedang menyendiri. Bukakan pintu untuknya." Maka dibukakanlah pintu untuk Fathimah.


Fathimah menangis sejadi-jadinya, karena melihat keadaan Rasulullah yang pucat pasi, tubuhnya tampak sangat lemah, mukanya sembab karena banyak menangis. Fathimah bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah yang sedang menimpa dirimu wahai ayahku?" Beliau bersabda, "Wahai Fathimah, Jibril datang kepadaku dan melukiskan keadaan neraka. Dia memberitahu kepadaku bahwa pada pintu yang teratas diperuntukkan bagi umatku yang mengerjakan dosa besar. Itulah yang menyebabkan aku menangis dan sangat sedih." Fatimah bertanya, "Wahai Rasulullah, bagaimana mereka masuk ke neraka itu?" Beliau bersabda, "Mereka digiring ke neraka oleh malaikat. Wajah mereka tidak hitam, mata mereka tidak biru, mulut mereka tidak disumbat, dan mereka tidak dibelenggu ataupun dirantai." la bertanya," ahai asulullah, bagaimana sewaktu mereka digiring ke eraka oleh malaikat?" Beliau bersabda, "Laki-laki ditarik jenggotnya, sedangkan perempuan dengan ditarik rambut ubun-ubunnya.

Banyak di antara umatku yang masih muda, ketika ditarik jenggotnya untuk digiring ke neraka berkata, ”Betapa sayang kemudaan dan ketampananku. ”Banyak di antara umatku yang perempuan ketika ditarik ke neraka berkata, ”Sungguh aku sangat malu.” Ketika malaikat yang menarik umatku itu sampai ke neraka dan bertemu dengan Malik, Malik bertanya kepada malaikat yang menarik umatku itu, ”Siapakah mereka itu? Aku tidak pernah melihat orang-orang yang tersiksa seperti mereka. Wajah mereka tidak hitam, mata mereka tidak biru, mulut mereka tidak disumbat, mereka tidak dibarengkan dengan golongan setan, dan mereka tidak dibelenggu atau diikat lehernya?” Malaikat itu menjawab, "Kami diperintahkan untuk membawa mereka kepadamu dalam keadaan seperti itu.” Malik berkata kepada mereka, ”Wahai orang-orang yang celaka, siapakah sebenarnya kalian ini?” (Dalam hadis yang lain disebutkan, bahwa ketika mereka ditarik oleh malaikat, mereka selalu menyebut-nyebut nama Muhammad. Ketika mereka melihat Malik, mereka lupa untuk menyebut nama Muhammad SAW. karena seramnya Malik). Mereka menjawab, ”Kami adalah umat yang diturunkan Al-Quran kepada kami dan termasuk orang yang mengerjakan puasa pada bulan Ramadhan.” Malik berkata, , Al-Quran hanya diturunkan untuk umat Muhammad Saw .” Ketika mendengar nama Muhammad, mereka berteriak seraya berkata, 'Kami termasuk umat Muhammad Saw” Malik berkata kepada mereka, ”Bukankah di dalam Al-Quran ada larangan untuk mengerjakan maksiat-maksiat kepada Allah Ta'ala?” Ketika mereka berada di tepi neraka Jahanam dan di.serahkan kepada Malaikat Zabaniyah, mereka berkata, ”Wahal Malik, lzinkanlah kami untuk menangisi nasib kami.” Malik mengizinkannya, dan mereka lantas menangis dengan mengeluarkan darah. Malik lantas berkata, ”Alangkah baiknya, seandainya tangis ini kamu lakukan sewaktu berada di dunia. Seandainya sewaktu di dunia kamu menangis seperti ini karena takut kepada siksaan Allah, niscaya sekarang ini kamu tidak akan masuk neraka.” Malik lalu berkata kepada Zabaniyah, ”Lemparkan, lemparkan mereka ke dalam neraka.” Ketika mereka dilempar ke dalam neraka, mereka berseru secara serempak mengucapkan kalimat: Laa ilaaha illalloh...., sehingga api neraka langsung menjadi padam. Kemudian Malik berkata, ”Wahai api, sambarlah mereka!” Api itu menjawab, ”Bagaimana aku menyambar niereka sementara mereka mengucapkan kalimat: Laa ilaaha illallaah. Malik berkata lagi kepada api neraka, ”Sambarlah mereka” .Api itu menjawab, ”Bagaimana aku menyambar mereka, sementara mereka mengucapkan kalimat: Laa ilaaha illal1aah.” Malik berkata, ”Benar; namun begitulah perintah Tuhan arasy”. Kemudian api itu pun menyambar mereka. Di antara mereka ada yang disambar sampai dua telapak kakinya, ada yang disambar sampai dua lututnya, dan ada yang disambar sampai lehemya. Ketika api itu akan menyambar muka, Malik berkata, ”Jangan membakar muka mereka, karena dalam waktu yang cukup lama mereka bersujud Kepada Dzat Yang Maha Pemurah, dan jangan membakar hati mereka, karena dalam waktu yang cukup lama mereka menahan dahaga pada bulan Ramadhan.” Maka mereka tetap tinggal di dalam neraka sampai batas waktu yang dikehendaki oleh Allah. Mereka senantiasa mengucapkan: Yaa Arhamar Raahimiin, Ya Hannaan, Ya Mannaan."

Ketika Allah Ta'ala telah melaksanakan ketentuan-Nya, Dia bertanya kepada Jibril, "Wahai Jibril, bagaimana keadaan umat Muhammad Saw. yang berbuat maksiat?" Jibril menjawab, "Wahai Allah, Engkau lebih mengetahui keadaan mereka." Maka Jibril a.s. pergi menemui Malik yang sedang duduk di atas mimbar dari api di tengah-tengah neraka Jahanam. Ketika Malik melihat Jibril a.s. ia berdiri memberi penghormatan kepada Jibril. Malaikat Jibril a.s. bertanya, "Wahai Malik, bagaimana keadaan umat Muhammad Saw?" Malik menjawab, "Keadaan mereka sangat menyedihkan dan tempat mereka sangat sempit. Jasad mereka telah terbakar, daging mereka telah dimakan (ulat), namun wajah mereka masih utuh dan hati mereka berkilauan karena ada iman di dalamnya." Jibril berkata, "Bukalah tutup mereka, sehigga aku bisa melihat mereka." Kemudian Malik memerintahkan malaikat penjaga untuk membuka tutup dari mereka. Ketika mereka melihat Jibril dan melihat kepada kebagusan bentuknya, maka mereka tahu bahwa malaikat itu bukanlah termasuk malaikat (yang mengurusi) siksaan. Mereka lalu bertanya, "Siapakah hamba ini yang sama sekali belum pernah kami lihat?" Malik menjawab, "ini adalah Jibril yang mulia di sisi Tuhannya, yang biasa menyampaikan wahyu kepada Muhammad Saw ." Ketika mereka mendengar nama Muhammad Saw. mereka serempak berkata, "Wahai Jibril, sampaikanlah salam kami kepadanya dan beritahukanlah keadaan kami." Kemudian Jibril pergi menghadap Allah Ta'ala, lantas Allah Ta'ala bertanya, "Bagaimana keadaan umat Muhammad?" Jibril menjawab, "Wahai Tuhanku, betapa buruknya keadaan mereka dan betapa sempitnya tempat mereka." Allah bertanya, " Apakah mereka meminta sesuatu kepadamu?" Jibril menjawab, "Wahai Tuhanku, benar. Mereka meminta kepadaku untuk menyampaikan salam kepada Nabi mereka dan memberitahukan keadaan mereka." Allah Ta'ala berfirman, "Pergilah dan beritahukanlah kepadanya."

Kemudian Jibril pergi menemui Nabi Saw. yang sedang berada di suatu tenda yang terbuat dari permata putih dan mempunyai 4.000 buah pintu di mana setiap pintu memi1iki dua daun pintu dari emas. Jibril berkata, "Wahai Muhammad, saya baru saja datang dan (melihat) umatmu yang berbuat maksiat dan sedang disiksa di dalam neraka. Mereka mengucapkan salam untukmu dan mereka berkata, "sungguh buruk jelek keadaan kami dan betapa sempit tempat kami.”

Kemudian Nabi SAW. datang ke bawah arasy lantas sujud sambil memuji Allah Ta'ala dengan pujian yang belum pernah diucapkan oleh orang lain. Allah Ta'ala lalu berfirman, "Angkatlah kepalamu, mintalah niscaya akan dikabulkan, mohonkanlah hak untuk memberikan syafaat, niscaya akan dipenuhi." Nabi Muhammad Saw. berkata, "Wahai Tuhanku, atas umatku yang celaka. Engkau telah melaksanakan ketentuan-Mu dan telah menyiksa mereka, maka perkenalikanlah saya memohonkan syafaat untuk mereka."Allah Ta'ala berfirman, " Aku terima permohonan syafaatmu untuk mereka, maka datanglah ke neraka dan keluarkanlah orang yang pernah mengucapkan: Laa ilaaha illallaah dari neraka." Kemudian Nabi Saw. pergi ke neraka dan ketika Malik melihat Nabi Saw. dia langsung berdiri memberi penghormatan kepada beliau. Beliau bertanya, “Wahai Malik, bagaimana keadaan umatku yang celaka?" Malik menjawab, “Keadaan mereka sangat buruk dan tempat mereka sangat sempit." Nabi Muhammad Saw. bersabda, ”Bukakanlah pintu dan angkatlah tutupnya." Ketika penghuni neraka itu melihat Nabi Muhammad Saw., mereka serempak berkata, "Wahai Nabi Muhammad, api neraka telah membakar kulit dan perut kami." Beliau lalu mengeluarkan mereka yang sudah menjadi arang dari neraka. Beliau membawa mereka ke suatu sungai di depan surga yang bernama sungai kehidupan. Mereka mandi di situ lalu keluar dari sungai itu dalam keadaan muda belia dan sangat tampan laksana bulan pumama dan ada tulisan di dahinya:

”Penghuni neraka Jahanam yang telah dibebaskan oleh Dzat Yang Maha Pemurah" Mereka lalu masuk surga. Ketika penghuni neraka yang lain mengetahui bahwa orang-orang Islam telah dikeluarkan dari neraka, mereka berkata,

" Aduh, seandainya dulu kami termasuk orang-orang Islam, niscaya kami dikeluarkan dari neraka."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar